INFORMASITERKINI1.COM
JAKARTA, 3 Desember 2025– Sebuah video yang memperlihatkan perdebatan sengit mengenai tarif parkir kendaraan bermotor di kawasan Markas Polda Metro Jaya viral di media sosial. Pria yang diketahui bernama Fritz Alor Boy meluapkan kekesalannya karena dimintai biaya parkir sebesar Rp4.000, padahal ia mengaku baru berada di lokasi kurang dari lima menit.
Dalam video yang diunggah oleh akun @alorboy_fritz, Fritz berargumen keras dengan petugas parkir dan seorang anggota kepolisian yang mencoba menengahi di pintu keluar area parkir motor.
Tarif yang Dinilai Mencekik Rakyat Kecil
Fritz Alor Boy mengungkapkan kemarahannya karena merasa tarif Rp4.000 untuk waktu kurang dari lima menit (ia menyebut "baru dua menit masuk") adalah tidak wajar. Ia membandingkan dengan tempat lain yang biasanya baru mengenakan tarif setelah satu jam parkir.
"Baru dua menit masuk sudah diminta Rp4 ribu. Ini adalah permainan kotor parkiran di Polda Metro Jaya. Masyarakat disusahkan," ujar Fritz.
Ia dengan lantang menuntut agar fasilitas parkir di lingkungan kepolisian digratiskan, terutama bagi rakyat kecil seperti pengemudi ojek, dan menilai keberadaan pungutan ini hanya menambah beban.
"Kenapa tidak digratiskan saja? Ini lembaga milik negara, tidak boleh model begini... Rakyat kecil jangan disusahkan. Kalau bisa, parkir di Polda itu digratiskan. Lembaga negara rusak model begini."
Penjelasan Petugas dan Tuntutan Pembubaran
Seorang anggota kepolisian berseragam, yang diketahui bernama Daryono, mencoba menjelaskan duduk perkara parkir berbayar tersebut. Ia menyatakan bahwa pengelolaan parkir di Polda Metro Jaya diserahkan kepada pihak ketiga atau swasta berdasarkan adanya Memorandum of Understanding (MoU).
"Parkir Polda Metro Jaya ini, ini yang mengelola dari pihak luar. Jadi ada MoU-nya. Bahwa yang mengelola parkir ini dari swasta, bukan dari Polda Metro Jaya," jelas anggota polisi tersebut.
Namun, penjelasan ini tidak diterima oleh Fritz. Ia kembali menyerang dengan mempertanyakan mengapa Polda Metro Jaya mengizinkan pihak swasta mencari keuntungan di dalam area institusi negara dan menetapkan aturan yang ia nilai "tidak manusiawi."
Fritz Alor Boy meminta agar Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengambil tindakan untuk membubarkan atau menggratiskan tarif parkir tersebut.
Kritik Pelayanan yang Buruk
Di penghujung perdebatan, Fritz tidak hanya mengkritik masalah parkir, tetapi juga menyoroti buruknya pelayanan di Polda Metro Jaya.
"Pelayanan di sini terlalu lambat, buruk. Melayani masyarakat terlalu buruk," katanya, menambahkan bahwa banyak masyarakat yang menunggu berjam-jam bahkan tidak dipanggil, sehingga semakin memberatkan jika harus membayar parkir mahal.
Ia berjanji akan memviralkan video tersebut agar Kapolri dapat menindaklanjuti dan membenahi seluruh masalah di lingkungan Polda Metro Jaya.
Hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan resmi terbaru dari pihak Polda Metro Jaya mengenai keberlanjutan insiden dan tuntutan untuk menghapus atau menggratiskan tarif parkir.


