Skandal Galian C Merapi: Bareskrim Ungkap Kerugian Rp 3 Triliun dari Tambang Ilegal! Penampakan Lereng Merapi di Google Maps Jadi Bukti Visual Kerusakan

 

INFORMASITERKINI1.COM

MAGELANG, [2 November 2025] – Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri baru-baru ini mengguncang publik dengan pengungkapan kasus tambang pasir atau Galian C ilegal berskala masif yang beroperasi di kawasan vital Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Kerugian negara dan potensi kerusakan lingkungan ditaksir mencapai angka fantastis: Rp 3 triliun dalam kurun waktu dua tahun.

Terlepas dari besarnya angka kerugian tersebut, dampak visual dari penambangan liar ini telah lama menjadi rahasia umum bagi masyarakat sekitar. Penampakan lereng Gunung Merapi dari citra satelit seperti Google Maps menunjukkan bekas-bekas pengerukan yang masif, memberikan bukti visual mengenai sejauh mana operasi ilegal ini merusak bentang alam.

Bagi warga Magelang, khususnya yang tinggal di sekitar lereng, pernyataan bahwa "Orang Magelang pasti paham siapa saja di balik aktivitas ini" menjadi sentimen kuat yang mengisyaratkan adanya aktor-aktor besar yang selama ini kebal hukum di balik operasi Galian C Ilegal tersebut.

36 Titik Tambang Ilegal dan Jaringan Depo yang Terorganisir

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Irhamni, mengungkapkan bahwa penyidikan terhadap aktivitas tambang ilegal ini telah berjalan intensif selama sekitar satu pekan terakhir.

Hasil penyelidikan menemukan data yang mencengangkan:

 * Terdapat 36 titik lokasi penambangan pasir ilegal yang aktif beroperasi di dalam kawasan TNGM.

 * Hasil tambang kemudian didistribusikan ke 39 depo yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Magelang, yaitu Srumbung, Salam, Muntilan, Mungkid, dan Sawangan.

Menurut Brigjen Irhamni, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, aktivitas tambang ilegal ini berhasil membukukan omzet fantastis hingga Rp 3 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 21 juta meter kubik pasir dan batu. Volume pengerukan sebesar ini tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi luar biasa, tetapi juga mengancam ekosistem Merapi dan kestabilan sungai-sungai di sekitarnya.

Penyidik Bareskrim saat ini tengah menelusuri secara mendalam keterlibatan para pihak yang diduga menjadi otak dan fasilitator utama di balik operasi ini, termasuk para pemodal, pengelola depo, serta pihak-pihak yang memfasilitasi distribusi hasil tambang ilegal. Penegasan ini memberikan harapan bahwa sindikat besar yang selama ini diyakini oleh warga lokal akan segera terungkap.

Agung Red(*) 
SPONSOR
Lebih baru Lebih lama

JSON Variables

SPONSOR