INFORMASITERKINI1.COM
Myanmar 11 Oktober 2025 – Sejumlah kru kapal Warga Negara Indonesia mengalami kesulitan serius setelah terlantar di area docking Myanmar tanpa kejelasan gaji dan ketersediaan logistik yang Tak memadai. Para kru melaporkan bahwa mereka sudah tiga bulan tidak menerima gaji dan kini bahan makanan semakin menipis, sementara pihak pemilik kapal (owner) dan perwakilan yang mempekerjakan mereka, yang disebut sebagai Juanda, diduga menghilang dan lepas tangan.
Kronologi Penundaan dan Ketidakjelasan Perjanjian Kerja
Permasalahan ini berakar dari ketidakjelasan administrasi dan janji yang tak ditepati sejak awal perekrutan.
* Awal Perekrutan Tanpa PKL: Para kru mulai bekerja dan bergabung dengan MT SHI XING di Belawan, Indonesia, pada 5 Mei 2025. Mereka direkrut untuk pekerjaan docking (perbaikan kapal). Kapten kapal sudah meminta Surat Perjanjian Kerja Laut (PKL) kepada pihak owner sebelum keberangkatan, namun PKL tidak diberikan. Owner berjanji akan menyerahkan PKL setelah kapal tiba di Malaysia.
* Pindah Area Docking (Malaysia): Kapal berlayar dari Belawan dan tiba di Malaysia pada 1 Juni 2025. Setelah 13 hari standby di perairan Malaysia (OPL), kapal sempat masuk docking di Pasir Gudang pada 14 Juni 2025. Namun, rencana ini batal karena owner ingin memindahkan lokasi docking ke Yangon, Myanmar, dengan alasan biaya lebih murah.
* Pindah Area Docking (Myanmar) dan PKL Kembali Diulur: Kapal kembali berlayar pada 21 Juni 2025. Kapten kembali meminta PKL, dan lagi-lagi owner berjanji PKL akan diberikan setibanya di Myanmar. Kapal tiba di Myanmar pada 1 Juli 2025.
Gaji Ditahan dan Keadaan Kru Kritis
Setelah tiba di Myanmar, permasalahan pun memuncak:
* Penahanan Gaji: Berdasarkan perjanjian, gaji seharusnya dibayarkan setiap tanggal 8 melalui transfer. Namun, sejak 8 Juli 2025, gaji para kru tidak lagi dibayarkan. Pihak owner menjanjikan pembayaran akan dilakukan setelah kapal masuk ke tempat docking di Myanmar. Hingga saat ini, kapal belum masuk docking, dan gaji pun tak kunjung dibayar. Ini berarti para kru telah bekerja total selama 5 bulan, dengan 2 bulan dibayarkan di awal, dan 3 bulan gajinya ditahan.
* Logistik dan Kesehatan Kritis: Kondisi para kru semakin kritis. Mereka melaporkan bahan makanan sudah habis sejak 25 September dan terus menipis. Beberapa kru juga mengalami sakit tanpa penanganan yang memadai. Saat ini, mereka hanya bisa menunggu tanpa kejelasan di area docking Myanmar.
* "Bos" Menghilang: Pihak yang disebut sebagai Juanda, yang memberikan pekerjaan kepada kru kapal, kini diduga menghilang dan tidak bertanggung jawab atas nasib para pekerja.
Kru kapal kini terombang-ambing dan memohon bantuan kepada Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomatik dan logistik guna memulangkan mereka ke Tanah Air. Penahanan PKL yang dilakukan sejak awal keberangkatan telah mempersulit posisi para kru dalam mendapatkan hak-hak mereka.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan/Kementerian Ketenagakerjaan, diharapkan segera merespons dan memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban dugaan penelantaran kerja ini.
Agung Red(*)