Informasiterkini1.Com
Semarang, 7 Juni 2025 – Perusahaan es industri Atlas Ice yang berlokasi di Kawasan Industri Candi Ngaliyan, Kota Semarang, tengah menjadi sorotan setelah diduga menghina institusi Kepolisian Republik Indonesia. Dugaan penghinaan ini mencuat setelah adanya tangkapan layar percakapan WhatsApp antara pihak manajemen perusahaan dengan mantan karyawannya.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)Suara Abdi Bangsa DPD Jawa Tengah segera merespons isu ini dengan menyatakan niat untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak berwenang. Ketua LSM Suara Abdi Bangsa, Andi Prasetyo, menyampaikan kekecewaannya terhadap dugaan tindakan dari manajemen Atlas Ice yang dinilai merusak citra institusi negara.
Dalam keterangan pers yang disampaikan di kantornya pada Selasa (3/6), Andi mengungkapkan bahwa pernyataan dalam percakapan WhatsApp itu menyiratkan bahwa pihak perusahaan akan membayar polisi untuk memenjarakan mantan karyawan mereka. Mantan karyawan tersebut diketahui sebelumnya menuntut hak tali asih dari perusahaan.
"Pernyataan tersebut jelas-jelas menghina dan merendahkan institusi Kepolisian. Bagaimana mungkin ada pihak yang dengan enteng menyatakan bisa memenjarakan seseorang dengan membayar polisi," ujar Andi dengan nada geram.
Pernyataan yang diduga keluar dari Manager Atlas Ice bernama Suhardi ini dinilai mencerminkan sikap arogansi dan tidak menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Andi menilai hal ini tidak hanya merugikan nama baik polisi, tetapi juga menimbulkan keresahan di masyarakat.
LSM Suara Abdi Bangsa, lanjut Andi, tidak tinggal diam dan akan segera menempuh jalur hukum untuk memastikan bahwa tindakan semacam ini mendapatkan sanksi yang setimpal. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah mengumpulkan sejumlah bukti, termasuk tangkapan layar percakapan yang menjadi dasar pelaporan.
“Kami akan segera membuat laporan resmi ke kepolisian. Ini bukan hanya soal membela institusi, tetapi juga soal menjaga wibawa penegak hukum di mata publik,” jelasnya.
Kasus ini pun kini tengah menjadi perhatian berbagai pihak, terutama komunitas buruh dan aktivis hukum di Semarang. Banyak pihak menilai bahwa jika benar pernyataan tersebut dibuat oleh pihak perusahaan, maka harus ada pertanggungjawaban hukum.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Atlas Ice terkait tuduhan yang dilayangkan. Upaya konfirmasi kepada manajemen perusahaan juga masih belum mendapatkan tanggapan.
LSM Suara Abdi Bangsa menyatakan akan terus memantau dan mengawal perkembangan kasus ini hingga tuntas. Mereka berharap agar proses hukum dapat berjalan secara transparan dan adil demi menjaga integritas institusi kepolisian serta hak-hak masyarakat sipil dapat Terpenuhi.
(*)Agung red